SURABAYA - Kebutuhan pengembangan perspektif baru fiqh atas konsep kemanusiaan universal dan perdamaian global akan menjadi bahasan utama dalam Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023.
Forum kajian dan riset ilmu-ilmu Islam internasional yang akan digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada 2-5 Mei mendatang. Menteri Agama RI, H. Yaqut Cholil Qoumas pun dijadwalkan membuka AICIS 2023 pada Selasa (2/5) malam di Gedung KH. Saifudin Zuhri Sport Center UINSA Surabaya.
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|
Dr. phil. Khoirun Niam, selaku Ketua Pelaksana AICIS 2023, Jum'at (28/4) menyatakan, event Kementerian Agama Republik Indonesia yang tahun ini digelar untuk ke-22 kalinya ini dimaksudkan guna mempromosikan best practices keberagamaan di Indonesia pada kemanusiaan universal dan perdamaian global.
Secara spesifik, forum tahun ini akan mengkaji sejumlah praktik keagamaan yang terjalin di Indonesia dan layak dipromosikan ke dunia internasional. “Di antaranya adalah toleransi beragama di Masyarakat Tengger dan penyikapan masyarakat terhadap aksi terorisme yang pernah terjadi di Surabaya, ” terangnya.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA ini memastikan, sejumlah pembicara Internasional dari negara-negara di Eropa hingga Timur Tengah akan hadir dalam konferensi yang juga diikuti secara daring dari berbagai negara dan daerah tersebut.
“Pembicara yang dihadirkan juga mempertimbangkan adanya input dan konstribusi akademik dalam rangka merumuskan konsep baru fiqh atas kemanusiaan universal dan perdamaian global yang menjadi salah satu tujuan konferensi, ” jelasnya.
UINSA Surabaya ditunjuk untuk kedua kalinya sebagai tuan rumah AICIS yang merupakan forum Internasional dalam wilayah akademik di Indonesia. Bagi UINSA, lanjut Direktur Eksekutif Journal Of Indonesian Islam (JIIs) ini, AICIS 2023 memiliki nilai strategis untuk mewujudkan target kampus sebagai world class university dan masuk dalam 10 Besar Kampus Islam terbaik di Asia.
“Dilihat dari tema yang diangkat cukup relevan, yakni Kontekstualisasi Fiqh untuk Peradaban dan Kehidupan Manusia demi menjawab masalah-masalah Islamic Global di dalam Masyarakat, ” sambungnya sambil meminta doa dan dukungan akan perhelatan internasional ini. (*)