Probolinggo - (4/10/2024) Dalam rangka memperkuat pemahaman dan keterampilan generasi muda di bidang kehutanan, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo memberikan materi dan implementasi teknik sadapan getah pinus yang ditujukan kepada mahasiswa praktek asal Jambi.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja lapangan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung di lapangan, serta mendukung pemanfaatan hasil hutan non-kayu secara berkelanjutan.
Kegiatan tersebut di mentori langsung oleh Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang Januar Suhartono, SP. dan diikuti semua Mahasiswa Jambi yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL).
Selama melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) , mahasiswa mendapatkan penjelasan mendetail mengenai teknik penyadapan yang ramah lingkungan, yang tidak hanya meningkatkan produktivitas getah, tetapi juga menjaga kesehatan dan keberlangsungan pohon pinus.
Materi yang diberikan meliputi proses identifikasi pohon yang layak disadap, teknik penyadapan, hingga penanganan pasca-panen untuk memastikan kualitas hasil sadapan.
Kepala Perhutani KPH Probolinggo Aki Leander Lumme, S.Hut. melalui Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang Januar Suhartono, SP, menjelaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan praktisi kehutanan.
“Mahasiswa harus dibekali dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri kehutanan, salah satunya dalam hal pemanfaatan getah pinus. Namun yang lebih penting adalah penanaman kesadaran bahwa segala aktivitas ekonomi dari hutan harus tetap menjaga kelestarian ekosistemnya, ” ujar Januar.
Para mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini juga diajak untuk terlibat langsung dalam praktik penyadapan, mulai dari teknik pembuatan Quare pada batang pohon hingga penggunaan alat sadap yang efisien.
Selain itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk mempelajari manajemen hutan secara keseluruhan, termasuk pengawasan terhadap praktik penyadapan ilegal yang dapat merusak kelestarian hutan.
Antusiasme para mahasiswa sangat terlihat selama kegiatan berlangsung. Salah satu peserta, Hutomo Vulgrate Sihotang, mahasiswa asal Universitas Jambi, mengungkapkan pengalamannya.
"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Perhutani Probolinggo. Program ini membuka wawasan kami tentang praktik sadapan getah pinus yang berkelanjutan. Pengalaman langsung di lapangan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan hanya belajar dari teori di kelas, " ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Perhutani Probolinggo berharap dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang aplikatif di bidang kehutanan, khususnya terkait pemanfaatan hasil hutan non-kayu seperti getah pinus. Di samping itu, program ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan, sekaligus menciptakan generasi muda yang peduli terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.@Red.