SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) menerima Beasiswa KIP-Kuliah mencapai 1.000 mahasiswa per tahun. Berdasar data dari Direktorat Pendidikan UNAIR, jumlah penerima Beasiswa KIP-Kuliah mengalami peningkatan setiap tahun. Penerima Beasiswa KIP-Kuliah mencapai 20 persen dari total keseluruhan mahasiswa di UNAIR.
Selama masa study, mahasiswa pasti pernah mengalami masa up and down. Misalnya, Indeks Prestasi Semester (IPS) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) turun menjadi di bawah 2.75 bagi saintek dan 3.00 bagi soshum. Karena itu, Kemahasiswaan UNAIR bersama Organisasi Bidikmisi atau KIP-K UNAIR (AUBMO) menyelenggarakan mentoring IPK setiap tahun.
Tahun ini untuk kali pertama UNAIR kembali mengadakan mentoring IPK secara offline sejak pandemi 2 tahun yang lalu. Mentoring IPK itu tidak hanya mewadahi mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi KIP-K, melainkan juga mahasiswa penerima Afirmasi Dikti.
Nanti panitia AUBMO menghubungi mahasiswa yang termasuk dalam mentoring dan wajib mengikuti kegiatan tahunan tersebut. Mahasiswa itu berasal dari berbagai fakultas dan angkatan yang mencapai 173 mahasiswa.
Kegiatan itu berlangsung pada Minggu (25/9/2022) di Ruang Kahuripan 300 Lantai 3, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR. Acara tersebut berlangsung pada pukul 13.00-16.00 WIB.
Dorong Tingkatkan IPK
Sambutan Perwakilan Kemahasiswaan UNAIR Titi Savitri SPd mengawali kegiatan mentoring IPK. Ia menyebut mentoring IPK merupakan kegiatan rutin. Selama dua tahun, UNAIR melakukan pembelajaran dari rumah dan ini saatnya kembali offline di kampus.
“Kenapa harus dilaporkan, karena ini menjadi pelaporan kepada Dikti sebagai penyelenggara yang menyediakan pembiayaan kepada mahasiswa penerima beasiswa. UNAIR hanya mengingatkan kembali agar nanti ketika kalian kembali ke keluarga masing-masing kalian memiliki gelar dan menyandang sarjana melalui ilmu yang sudah kalian dapatkan di UNAIR, ” ucapnya.
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|
Dari kegiatan itu, Kemahasiswaan UNAIR mengenalisis penyebab penurunan IPK bagi mahasiswa KIP-K UNAIR. Selain itu, kegiatan tersebut menjadi ajang silahturahmi antara mahasiswa dan kemahasiswaan.
“Negara memilih kita sebagai mahasiswa penerima beasiswa. Apa yang kita lakukan itu kelak akan kita pertanggungjawabkan kepada Yang Maha Kuasa. Kita semua yang ada di sini nanti yang mengangkat harkat dan martabat keluarga masing-masing, ” ucap Herdina Indrijati S Psi M Psi selaku pemateri dalam sesi mentoring itu.
Herdina mengungkapkan bahwa pemerintah tidak akan meminta kembali apa yang sudah mereka berikan kepada kita. Pemerintah hanya berharap kita sebagai pemutus mata rantai kemiskinan, pengangguran, dan perekonomian. Itulah yang nantinya harus kita kembalikan kepada negara.
“Dengan melihat kalian lulus tepat waktu dan memiliki pekerjaan yang baik. Itulah yang menjadi harapan kita. Pemerintah dan UNAIR ingin kalian menjadi insan yang memiliki masa depan yang cemerlang, ” katanya.
Foto bersama seluruh peserta Mentoring IPK 2022 (foto by AUBMO)Kenali Dirimu dan Gapailah Mimpimu
Herdina meminta para peserta mengindentifikasi perasaan mereka saat ini. Pendekatan kepada mahasiswa itu bertujuan agar mahasiswa mampu mengenali diri mereka sendiri. Ketika ada masalah, mereka bisa menemukan langkah penyelesaian yang tepat.
“Biasakanlah untuk mengindefikasi rasa karena ini pelajaran yang paling dasar untuk mengetahui perasaan diri kita sendiri. Manusia dibekali berbagai ragam perasaan, tapi kita tidak terbiasa untuk mengidentifkasikan rasa itu. Kalau kita tidak bisa memahami apa yang kita rasakan, maka kita tidak bisa mencari solusi atas apa yang dirasakan, ” ucapnya.
Herdina menyampaikan prestasi merupakan hasil upaya yang sudah kita lakukan dengan penuh jerih payah dan kerja keras. Ketika kita mampu mengelola diri dengan baik, itu sama halnya mampu mengelola aspek kehidupan kita. Karena itu, kita mampu untuk menemukan potensi dalam diri kita. Sebab, prestasi berasal dari proses, kerja keras, dan upaya yang luar biasa dari diri kita.
Menggambar Pohon
Dalam acara itu, Herdina juga memberikan kertas dan pulpen kepada para peserta. Mereka menggambar pohon yang memiliki banyak batang dan ranting. Pada batang dan ranting pohon tersebut, para peserta akan menuliskan tujuan dan rencana masa depan.
Pada sesi akhir, juga terdapat sesi sharing session. Di mana, mahasiswa memiliki kesempatan untuk bertanya atau berkonsultasi mengenai apapun yang sedang sedang mereka rasakan.
“Saya di sini hanya sebagai fasilitator. Tapi, yang menentukan dan mengendalikan ke depannya tetap kalian sendiri. Kenali gaya belajarmu dan pentingnya IPK untuk langkah awal penyeleksian berkas dalam dunia pekerjaan, ” tutupnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria