SURABAYA – Jumlah profesor atau guru besar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini telah mencapai 151 orang, yang ditandai dengan dikukuhkannya tiga profesor baru lagi dari berbagai bidang keilmuan. Acara ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube resmi ITS, Rabu (12/10/2022).
Sebelum dikukuhkan secara resmi, ketiga profesor baru ini menyampaikan orasi ilmiah dari hasil penelitiannya masing-masing. Orasi pertama disampaikan oleh Prof Dr Drs Muhammad Mashuri MT dengan judul Pengontrolan Variabilitas untuk Meningkatkan Kualitas. Dosen Departemen Statistika ini menjelaskan bahwa produk atau layanan yang berkualitas harus dibuat dengan variasi yang seminimal mungkin dengan produk lain. “Karena kualitas berbanding terbalik dengan variabilitas, ” tutur profesor ITS ke-149 ini.
Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Imam Robandi MT membuka acara Upacara Pengukuhan Profesor di Gedung Pusat Riset ITS
Untuk mengontrol variabilitas, lanjutnya, dikembangkan sebuah diagram kontrol berdasarkan ukuran variabilitas atau vektor varians dan matriks korelasi. Diagram kontrol ini bebas satuan, sehingga critical to quality (CTQ) bisa dilihat dengan lebih baik berdasarkan satu diagram kontrol saja.
Selain itu, menurut Wakil Rektor II Institut Teknologi Kalimantan (ITK) tersebut, diagram kontrol yang dikembangkan ini diklaim lebih baik daripada diagram kontrol sejenis yang sudah ada, karena mampu mendeteksi kesalahan lebih akurat. Sehingga risiko terjadinya kesalahan dapat diminimalkan. “Statistik untuk upaya peningkatan kualitas jika digunakan dengan baik akan meningkatkan jumlah produk berkualitas dan keuntungan, ” sambungnya.
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|
Selanjutnya, Prof Suntoyo ST MEng PhD mengemukakan orasinya bertajuk Inovasi Pengembangan Rumus Tegangan Geser dan Transportasi Sedimen Akibat Hidrodinamika Gelombang dan Arus beserta Aplikasinya. Terdapat sekitar 530 platform eksploitasi dan eksplorasi yang tersebar di perairan Indonesia. Kinerja dan proses dari platform ini banyak dipengaruhi oleh aktivitas gelombang dan arus sehingga proses-proses hidrodinamika yang utama terkait dengan rekayasa laut dan pesisir penting untuk diperhatikan.
Tiga profesor baru ITS bersama dengan jajaran Dewan Profesor ITS dan para tamu undangan yang hadir.
Gelombang pada umumnya akan mengalami perubahan morfologi seiring dengan bergeraknya gelombang itu menuju perairan dangkal. Dosen Departemen Teknik Kelautan ini mengembangkan formula tegangan geser akibat pergerakan berbagai macam bentuk gelombang laut, formula tegangan geser akibat pergerakan gelombang dan arus, serta formula laju transportasi sedimen. “Metode baru ini bisa meningkatkan akurasi hingga 35 persen, ” ucap profesor ke-150 ITS ini.
Orasi terakhir disampaikan oleh profesor ITS ke-151, Prof Nurul Widiastuti SSi MSi PhD dari Departemen Kimia, dengan tajuk Peran Kimia dalam Pengembangan Material Membran dan Adsorben di Bidang Energi dan Lingkungan. Dosen yang juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Rektor I ITK ini mengembangkan material bernama karbon bertemplat zeolit atau KTZ dan komposit zeolit karbon (KZK) sebagai material perantara.
KTZ dapat digunakan sebagai adsorben gas CO2 dan H2 yang kemudian dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk berbagai kebutuhan industri. Selain sebagai adsorben, KTZ juga berguna sebagai pengisi material membran untuk memisahkan gas berdasarkan perbedaan diameter gas. “Ini berguna untuk meningkatkan kualitas gas metana dalam biogas, ” tuturnya.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng ketika memberikan sambutan dalam acara Upacara Pengukuhan Profesor ITS.
Dalam kesempatan ini, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng memberikan ucapan selamat dan terima kasih kepada tiga profesor baru tersebut karena turut menambah jumlah profesor di ITS, sehingga kualitas institusi juga meningkat. “Kualitas institusi juga diukur dari perbandingan jumlah profesor dan jumlah dosen keseluruhan, ” jelasnya.
Saat ini, ITS memiliki 120 profesor dan 1.072 dosen yang masih aktif, di mana 149 orang di antaranya merupakan dosen muda baru. Jumlah ini terlihat lebih sedikit jika dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya, namun jumlah publikasi yang dihasilkan dari para dosen serta guru besar ITS mencapai 10 kali lipat dan melampaui jumlah publikasi dari PTN yang jumlah dosennya lebih banyak. “Artinya, dosen-dosen kita memiliki produktivitas publikasi yang tinggi, ” ujarnya bangga. (HUMAS ITS)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna