SURABAYA – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyambut 31 peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) program Hybrid TNI pada Selasa (25/10/2022). Prosesi penyambutan dilakukan di Aula oleh dekan Prof Dr Budi Santoso dr SpOG Subs FER. Turut hadir online, Kepala Pusat Kesehatan Nasional, Mayjend TNI dr Budiman SpBP-RE.
Dekan FK berharap melalui PPDS Program Hybrid TNI itu, FK UNAIR berkontribusi dalam menjawab permasalahan kekurangan dokter di Indonesia khususnya dokter spesialis serta maldistribusinya.
“Apalagi selama dua bulan terakhir kami terus dipacu oleh Pak Menkes dan Mendikbudristek untuk meningkatkan rasio dokter umum maupun dokter spesialis, ” ujarnya.
Mengacu standar WHO, perbandingan antara dokter dan penduduk adalah 1 :1000 penduduk. Jika di Indonesia terdapat 270 juta penduduk, idealnya jumlah dokter saat ini adalah 270 ribu dokter. Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia masih berada di angka 140 ribu. Artinya Indonesia masih membutuhkan 130 ribu dokter umum lagi.
Sementara rasio dokter spesialis ideal mengacu pada masing-masing program studi (prodi). Ada yang menyaratkan 30-40: 100 ribu penduduk. Ada juga yang 50: 100 ribu penduduk.
“Pada strategi peningkatan spesialis untuk obgyn misalnya, kita menargetkan 5:100 ribu penduduk. Kita saat ini memiliki spesialis sebanyak 4900. Jadi kalau dibandingkan dengan penduduknya masih sangat jauh sekali, ” tambah dekan yang akrab disapa Prof Bus itu.
Ada dua strategi percepatan dokter spesialis di Indonesia. Pertama dengan menambah prodi spesialis, itu bisa dilakukan oleh fakultas kesehatan yang sudah terakreditasi A atau unggul atau dengan melipatgandakan jumlah peserta didik PPDS.
“Kalau hanya mengandalkan rumah sakit umum saja untuk pendidikan spesialis maka akan kurang. Karenanya rumah sakit milik TNI yang juga memiliki fasilitas dan sarana prasarana memadai ini kami maksimalkan untuk proses pendidikan, ” tukas ketua AIPKI itu.
Akan Disebar di Daerah 3T
Kepala Pusat Kesehatan Nasional, Mayjend TNI dr. Budiman SpBP-RE menambahkan, nantinya, lulusan spesialis dari program itu akan disebar ke daerah-daerah yang kekurangan dokter spesialis khususnya di daerah 3T.
Dokter Budiman menambahkan, 31 PPDS program Hybrid TNI itu merupakan dokter-dokter yang lolos dari 43 calon peserta yang mendaftar. Mereka masuk ke dalam 9 prodi di FK UNAIR yang sudah terlebih dahulu bersedia menerima PPDS program hybrid TNI.
Kesembilan prodi tersebut antara lain prodi jantung, bedah saraf, radiologi, anestesiologi dan terapi intensif. Kemudian prodi bedah plastik rekonsturksi, ilmu penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, bedah, serta orthopaedi dan traumatologi serta ilmu kesehatan anak.
Nantinya, PPDS program hybrid TNI itu akan menjalani stase di rumah sakit milik TNI. Mereka akan diajar oleh dokter-dokter di rumah sakit tersebut dan tidak menutup kemungkinan akan diajar oleh dokter dari FK UNAIR. Namun sebelum menjalani stase di rumah sakit, mereka akan mengikuti pembekalan di FK UNAIR.
Penulis : Ismaul Choiriyah
Editor: Khefti Al Mawalia
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|