SURABAYA – Geliat Airlangga dengan UNICEF menggelar workshop penguatan imunisasi rutin lengkap pada tokoh agama. Kegiatan itu dilaksanakan pada Rabu (2/11/2022) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur serta melibatkan Pondok Pesantren di Provinsi Jawa Timur.
Perwakilan Dinkes Provinsi Jatim drg MVS Ina Mahanani M Kes menerangkan pentingnya imunisasi untuk mencegah kategori penyakit PD3I. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, pneumonia, polia, hepa B, Measles Rubella, Difteri, dan Tetanus.
“Inilah penyakit-penyakit yang menyebabkan kecacatan, kematian kepada anak kita, ” katanya.
Menurut Ibu Ina, ibu hamil yang tertular penyakit Rubella disarankan untuk menggugurkan kandungannya. Hal itu dikarenakan ada potensi besar bayi terlahir cacat.
Baca juga:
Mengenal Egg Freezing, Berikut Penjelasannya
|
“Cacatnya ini macem-macem. Ada kelainan jantung, buta akibat katarak, kemudian keterbelakangan mental, otaknya tidak berkembang dan tuli. Nah, ini adalah akibat dari ibu yang tertular Rubella pada saat hamil, ” ucapnya.
Ibu Ina menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menurunkan cakupan imunisasi di Jawa Timur. Hal itu memunculkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit PD3I di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur.
“Kalau cakupan imunisasi rutinnya bagus, rasanya ini tidak terlalu banyak KLB nya, ” katanya.
Ina juga menjelaskan kendala program imunisasi rutin. Yakni, penurunan cakupan imunisasi sekolah dasar pada 2021 akibat tidak adanya tatap muka. Selain itu, banyak tenaga kesehatan berfokus pada vaksinasi Covid-19 dengan sasaran besar serta waktu yang singkat.
“Masalah lagi adalah hoaks, ini juga banyak ditemui. Karena hoaks berita negatif mengenai imunisasi terutama tentang halal-haram ini juga lebih gencar daripada manfaat imunisasi itu sendiri, ” ucapnya.
Pada sesi akhir, Ibu Ina menyebutkan peran tokoh agama serta pondok pesantren (ponpes) dalam penguatan imunisasi rutin. Yakni, memanfaatkan momentum berkumpul di ponpes untuk melakukan sosialisasi. Seperti saat pembagian rapor, purnawiyata siswa, pertemuan wali, dan sebagainya.
Selain itu, secara aktif menyebarkan media KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) seputar imunisasi melalui media cetak maupun media maya.
“Syukur-syukur kalau pondok pesantren punya medsos. Nah, tentang manfaat imunisasi juga bisa di situ atau di grup wali santri, ” tutupnya.
Penulis: Muhammad Mu’afa Rahman
Editor: Feri Fenoria